Selamat Datang Di Aurorra GMC Blog

Selasa, 08 Maret 2011

Pengolahan Emas

SEJARAH PENGOLAHAN EMAS

Teknologi Pengolahan Emas (I)
Emas, logam yang berwarna kekuningan, yang namanya diambil dari bahasa inggris kuno Geolu yang artinya kuning, symbol kimianya Au dari bahasa latin Aurum. Berat jenisnya 19,32 g/cm3, titik bekunya 1064°C dan titik didihnya 3081°C. Sifatnya lembut dan lunak sehingga mudah dibentuk.


Hingga sekarang emas masih menjadi pilihan utama usaha pertambangan logam, terlebih karena harga logamnya yang saat ini melonjak drastis higga mencapai lebih dari US$900/oz. Metode pengolahan emaspun telah jauh berkembang, mulai dari amalgamasi higga bioleaching. Emas juga telah dikenal selama ribuan tahun sebelum kita lahir.

Pada dasanya ada beberapa zaman dimana pengolahan emas dimulai, tiap zaman masih meninggalkan banyak torehan teknologi saat itu, yaitu:

Pra Sianidasi (zaman kuno)

Emas dan perak telah dikenal mulai dari kekuasaan Menes di Mesir 5000 tahun lalu ketika telah digunakan sebagai alat pebayaran berbentuk butiran dan batangan. Juga digunakan sebagai dekoratif dan perhiasan hingga sekarang. Prosesnya dimulai dengan mencari partikel emas yang terlarut di laut hitam yang kemudian dilewatkan pada bulu domba sehinga partikel emas ini tertangkap dan dikupulkan. Emas juga menjadi simbol kekayaan. Raja Midas bahkan mengharapkan semua yang tersentuh oleh tangannya menjadi emas.

Pertambangan emas terbesar terpusat di sekitar Harz (jerman Timur) dan pegunungan Alpen dengan proses amalgamasi dan distilasi (retorting) yang merupakan bagian dari teknik metalurgi. Kemudian meledaknya harga emas di tahun 188-an membuat eksploitasi ini jadi lebih marak dan aktivitas penambangan juga mulai menggunakan pemisahan meas dengan pengotor menggunakan metode gravitas melalui pendulangan (panning) dan gelundung (trommel). Kemudian selama era bonanza, teknologi menangkap emas sangat berkembang dengan menggunakan potasium sianida (KCN) untuk membersihkan permukaan emas dari merkuri dan tembaga dan sampai saat inipun masih digunakan.

Ternyata metode ini tidak dapat digunakan untuk mengolah partikel emas halus yang terperangkap dalam mineral sulfida sampai tahun 1848 Platter memperkenalkan proses pengolahan dengan klorine pada batu hasil peremukan agar menghasilkan emas klorida yang dapat larut dalam air. Namun ini menyebabkan cutt of grade menajdi naik dan biaya makin mahal. Salah stau solusi yang cukup riskan adalah dengan memanggang (roasting) pirit di temperatur rendah dengan injeksi oksigen (Molesworth, 1891) yang selanjutnya diproses dengan amalgamasi. Tahapan selanjutnya banyak ditemukan bahan yang mampu melarutkan emas dan perak seperti senyawa bromida, sianida, tiosulfat dan tiourea.

Ternyata proses pirometalurgi ini juga bisa diaplikasikan untuk beberapa logam lain seperti konsentrat emas-besi, timbal, perak dan tembaga. Mineral logam dicampur dengan bahan tambahan (flux) untuk memperoleh matte dilanjutkan dengan peleburan. Teknik ini dikenal sebagai fire assay, kemudian produk ini dimasukan ke dalam coupel sehingga timbalnya menghilang dan yang tertinggal hanya emas dan perak.

Sejalan dengan proses klorinasi yang dikembangkan Plattner. Proses pre teratment juga mulai digunakan termasuk bioleaching yang menggunakan bakteri untuk mengkonsumsi mieral sulfida sehingga hanya emas yang tertinggal.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN EMAS (II)

Iklim ekonomi yang berkembang selama decade 60-70an juga memaksa makin manjunya teknologi pengolahan emas sehingga boming eksplorasi mulai di seluruh dunia. Dan selame decade ini ditemukan beberap teknologi yang mampu meningkatkan perolehan recovery emas bahkan untuk emas berkadar rendah. Perkembangan ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi kimia dan sekarang mulai beralih ke green chemistry.

Beberapa teknologi maju dan ekonomis untuk digunakan dalam proses penambangan dan pengolahan emas tersebut antara lain:

  1. Carbon in Pulp (CIP)
Proses carbon in pulp atau CIP ini mulai dikembangkan di awal 70-an. Proses ini adalah pelindihan batuan bijih emas melalui proses sianidasi kemudian partikel emas dalam larutan kaya emas tersebut diserap oleh pori-pori karbon. Karbon ini adalah akrbon active (activated carbon) yang dapat di-recycle. Karbon berisi emas ini selanjutnya dicuci dan dielektrolisa shingga menghasilkan dore bullion emas.

Proses ini bisa menekan cost produksi dan menghasilkan recovery yang lebih baik. Tidak hanya itu, ada juga hasil sampingan (by product) pengolahan emas yaitu perak yang hadir dalam jumlah ekonomis.
  1. Heap Leaching
Heap leach adalah metode yang dikembangkan oleh Henin dan Lindstrom untuk mengolah bijih berkadar rendah skala besar dengan cost production kecil sehingga kadar di bawah cut of grade masih bisa ekonomis. Heap leach ini adalah proses pelindihan batuan emas kadar rendah yang ditimbun, kemudian larutan berisi partikel logam disaring dan dipisahkan dengan elektrolisa. Heap leach dilakukan berulang-ulang dan dalam skala besar. Di Indonesia, heap leach ini dilakukan di PT. Newmont Minahasa Raya di Sulawesi Utara.

  1. Bijih Refraktori
Bijih refraktori adalah bijih emas yang tidak dapat diolah dengan cara sianidasi sederhana karena terbungkus oleh mineral lain (terinklusi) seperti sulfide atau telluroid. Namun bijih ini dapat disianidasi setelah mengalami pemanggangan untuk merusakan partikel mineral pembungkus emas. Bijih ini dapat diolah dengan klorinasi yang dilanjutkan dengan sianidasidan presipitasi seng atau dengan CIP atau Elektrowinning.

Metode biologis yang dikembangkan beberapa tahun terakhir adalah dengan memanfaatkan bakteri pengkonsumsi mineral sulfide seperti thiobaccilus ferroxidans. Bakteri ini akan “memakan” mineral sulfide sehingga emas bisa di-leaching atau dikenal sebagai proses bio leaching.


                                                                                                Terima kasih




PROSES PENGOLAHAN EMAS SECARA LENGKAP

Selanjutnya di bawah ini akan kami paparkan penjelasan tentang pengolahan emas secara lengkap dan terperinci.


 










Pada proses pengolahan mineral emas harus melalui tahapan tahapan yang kesemua tahapan itu mutlak di jalani untuk mendapatkan hasil yang di inginkan, adapun tahapan tahapan itu meliputi:
1.     Penghancuran
2.     Penghalusan
3.     Proses Ekstraksi/Chlorinasi
4.     Proses Leaching Cyanide
5.     Proses CIP
6.     Proses Elusi
7.     Electrowinning

Dibawah ini akan kami jelaskan secara rinci proses pengolahan:

1.      Penghancuran
Penghancuran batuan dilakukan untuk pendapatkan batuan berukuran lebih kecil. Ukuran yang didapatkan biasanya ± 20mm. mesin yang digunakan adalah mesin Hammer Mill atau Stone Crusher atau Jaws Crusher.
Gambar Mesin Jaws Crusher
2.      Penghalusan
Setelah melalui proses penghancuran lalu masuk ke proses penghalusan dengan mesin Ball Mill hingga didapatkan Ø200 mesh. Dalam proses pengolahan mineral alam, ukuran suatu Raw material akan sangat mempengaruhi hasil dan recovery pada akhir proses. Semakin halus raw material akan semakin tinggi recovery yang di dapat karena pelindihan pada proses Clhorinasi akan semakin maksimal.

Gambar Mesin Ball Mill
3.      Proses Ekstraksi/Chlorinasi
Proses Chlorinasi bertujuan untuk membuat ektraks emas, yaitu Emas (II) Chlorid (AuCl2)  atau Emas (III) Chlorid (Au2Cl3), dengan proses ini akan dapat membebaskan emas yang terinklusi dalam carbon, sulfur dan thelurium, akan lebih maksimal jika sebelum melalui proses Chlorinasi batuan emas melalui proses pemanggangan dengan suhu 350°C. Pemanggangan bisa dilakukan pada bejana logam yang dipanaskan dari bawah dengan batu bara yang di sembur dengan Blower. Selanjutnya untuk proses khlorinasi akan dijelaskan pada bagian bab Formula.
4.      Proses Leaching Cyanide
Proses ini bertujuan untuk mengambil Ektraks emas yang terbentuk pada proses klorinasi dan di ubah menjadi senyawa Dicyano Aurrat (Au(CN)2). Karena senyawa inilah yang akan bisa terabsorsi dalam pori-pori karbon aktif
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:

4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Au(CN)2- + 4OH-
4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2- + 4OH-
5.      Proses CIP
Carbon In Pulp adalah penyerapan senyawa Dicyano Aurrat kedalam karbon. Dalam proses ini bukan hanya emas yang akan terserap tapi juga logam mulia lain seperti perak, cadmium, seng dll.
6.      Proses Elusi
Elusi adalah proses pelepasan emas dan perak terlarut dari karbon sehingga terbentuk air kaya yang didalamnya mengandung ion emas dan perak. Dengan proses elusi, karbon aktif akan bisa digunakan kembali dengan cara reaktivasi karbon sehingga akan mengurangi biaya proses pengolahan. Pengurangan biaya proses pengolahan akan sangat tinggi karena karbon aktif biasanya dibakar langsung tanpa melalui proses elusi yang mana biaya pembelian karbon aktif sendiri hampir mencapai 50% dari biaya proses pengolahan jika karbon aktif dibakar langsung.
7.      Electrowinning
Elektrowinning bertujuan untuk mengambil ion emas terlarut didalam air kaya dengan proses elektrolisa menggunakan anoda dan katoda dari stainless tipe 316 atau 317 yaitu stainless tipe wath yang dikhususkan untuk elektrolisa. Dalam elektrowinning yang harus diperhatikan adalah konduktivitas larutan yang stabil.

Proses pengolahan mineral emas dan perak akan selalu mengalami perkembangan. Maka dari itu kami akan menawarkan proses pengolahan yang lebih rendah cost tetapi dengan recovery mencapai 96% dari total emas terkandung yaitu dengan tanpa melalui proses CIP dan Elusi yang mana akan mempercepat proses pengolahan sekitar 36 jam dibanding melalui kedua proses tersebut. Dan juga akan memperkecil biaya pengolahan karena kita tidak perlu membeli karbon aktif.
Akan tetapi kami akan tetap menjelaskan proses CIP dan Elusi sebagai perbandingan dalam mempelajari proses pengolahan emas secara tepat.
FORMULASI PROSES PENGOLAHAN

  1. Clorinasi
Dalam 7 ton batuan yang telah dihaluskan dibutuhkan 56 liter HCl pekat. Adapun prosesnya adalah :
    1. batuan yang telah dihaluskan ditempatkan pada suatu bejana atau tabung yang terbuat dari plastik ataupun PVC. Dari 1 ton batuan yang telah dihaluskan dicampur dengan...............
 
Untuk Formulasi lengkap anda bisa menghubungi alamat e-mail : bisa.belajar@gmail.com




Terima kasih
Aurorra GMC